Laman

Rabu, 04 Juli 2012

LANGKAH-LANGKAH KE ARAH KEDEWASAAN


LANGKAH-LANGKAH KE ARAH
KEDEWASAAN
USIA
HASRAT
HAMBATAN
0-1 thn
Rasa keamanan dasar (afeksi/gratifikasi kebutuhan dasar)
Diabaikan saja,tidak diurus,kurang kasih sayang,sikap terlalu keras.
1-4 thn
Rasa ingin berdiri sendiri (semacam kehidupan lebih berautonomi); “lepas” dari orang tua tetapi tetap bergantung dari padanya.
Gangguan dalam usaha “berdikari”,sukar berjalan,dan lain-lain.
4-5 thn
Rasa berprasangka/inisiatif ingin “menyelidiki semua hal” hidup fantasi berkembang,ingin meniru tingkah laku orang dewasa.
Disiplin terlalu keras/ketat,sikap etik moral terlalu keras/ketat,sehingga spontanitas anak terhambat/terganggu.
6-11 thn
Rasa tanggung jawab dan ingin mencapai sesuatu,mulai mengurangi fantasi/permainan secara bertahap dan mulai meletakan tugas-tugas tertentu pada dirinya,ingin menguasai keterampilan dan berprestasi di sekolah.
Persaingan terlalu keras/tajam,hambatan-hambatan pribadi (inteligensi,situasi rumah tangga,dan lain-lain) yang mengakibatkan kegagalan-kegagalan,rasa rendah diri dan kebiasaan bekerja secara kurang teratur.
12-15 thn
Rasa identitas diri mulai berkembang penegasan diri mulai di perjelas; “siapakah saya?”,”apakah peran saya?”, dan lain-lain,mulai jadi permasalahan
Lingkungan/masyarakat tidak mendukung keinginan mencapai identitas diri: kurang jelas dan mantapnya nilai-nilai lingkungan/masyarakat, syarat-syarat etik/moral terjadinya “kelompok-kelompok” khusus/istimewa (clique formation) yang memberi contoh tentang “tercapainya sasaran tanpa status/prestise yang berbobot dan mantap”
15-usia dewasa
Rasa/keinginan untuk mengadakan kontak/aliansi/hubungan yang intim/rahasia/pribadi dengan pihak lain (baik pria/wanita)
Faktor-faktor lingkungan/keluarga yang menentang kecenderungan itu,hingga terjadi pengasingan diri,atau terjadinya hubungan yang “non-pribadi” melainkan yang sifatnya “formal/kaku/dingin”.
Kedewasaan- muda
Rasa/keinginan menjadi orang tua (parent),dan kreatif/produktif untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Kegagalan yang kontinu untuk mencapai perkembangan/taraf yang diinginkan,dan mengakibatkan perkembangan kearah orang yang egosentris/mementingkan dirinya sendiri,non-kreatif,non-produktif.
Kedewasaan-penuh
Rasa memiliki wibawa/wewenang,dapat menerima dan turut menyumbang kepada unsur-unsur kebudayaan yang di anggapnya cocok baginya,melihat “arti dan makna” hidup dalam dimensi/tinjauan perspektif masa lampau/kini/mendatang.
Tidak konsisten dalam tradisi,sistem nilai,dukungan/dorongan dari lingkungan kebudayaannya sendiri,individu terpaksa “menyelesaikan/bergulat sendiri” hingga cenderung kurang tenang (restles).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar